My Job #1 – First Job

Oke, mumpung lagi mood nge-blog, aku mau nulis sesuatu, tapi karena aku ngga punya ide cemerlang akhirnya aku coba dulu nulis tentang diri aku dulu. Maaf kalo terkesan narsis, namanya juga ngomongin diri sendiri.

Aku sekarang bekerja di perusahaan pelayaran swasta yang katanya lumayan besar (alhamdulilah…), tapi di sana saya berada di Corporat IT, khususnya di bagian Team Migrasi Linux. Kebijakan direksi mengharuskan penggunaan software open souce di lingkungan perusahaan inilah yang membuat aku bisa bekerja di situ. Jadi jobdesk utama aku dan teman team yang lain adalah memigrasikan komputer yang unlisence menjadi lisence compliant dengan menggunakan Linux.

Aku bisa berada di Team ini karena bantuan teman sekaligus dosen aku waktu mengenyam kursus di LP3TNF Bekasi, Rossy. Tanpa beliau aku tidak akan bisa masuk Team di perusahaan ini, soalnya ini adalah pekerjaan pertama aku dan aku juga belum punya pengalaman plus melamar pekerjaan di situ cuma modal ijazah SMU saja (ijazah kelulusan dari NF belum keluar saat itu). Statusku emang masih kontrak di perusahaan itu, tapi toh aku tetep bersyukur mendapatkan pekerjaan, tahu sendiri gimana persaingan dunia kerja di Jakarta.

Aku melamar pekerjaan ini dengan mengirimkan email ke Pa Bambang Surya Irawan seperti yang disarankan Rossy, lalu tidak lama setelah itu Beliau mengirimkan balasannya serta meminta aku datang ke kantor di Slipi Jakarta Barat untuk interview (maaf, tanggalnya saya lupa semua….). Segera saya memenuhi undangan interviewnya, dan di sana saya di interview langsung oleh Pak Bambang, oh iya, Pa Bambang adalah Project Manager Team Migrasi (Kalo salah mohon di informasikan Pak..). Dengan sedikit gugup menghadapi interviwe (karena ini kali pertama), saya coba untuk mengingat kembali mata kuliah waktu kursus di NF, karena aku pikir nanti yang ditanyakan adalah hal-hal yang berkaitan dengan Linux. Dan ternyata dugaanku salah, Pa Bambang sama sekali tidak menanyakan hal-hal teknis mengenai Linux. Malah Pa Bambang sebelum mulai wawancara bilang, “Ngapain buka-buka buku ?”, wehh… ternyata ketahuan kalo aku lagi buka-buka buku buat hadapin interview.

Yang aku inget tuh, aku datang interview hari Senin. Nah, hari Selasa aku dapat kabar yang tidak mengenakan, Nenek aku di Tegal sakit, mau tidak mau aku harus pulang ke Tegal. Pas di perjalanan ada telepon masuk ke HP aku (lho? telepon kok bisa masuk ke HP), bilang gini,

Di sana : “Selamat siang, dengan pa Dodi”
me : “Iya Betul”
Di sana : “Anda diminta untuk datang ke kantor kami siang nanti di Bekasi (saya lupa alamat lengkapnya), di kantor G*H untuk tanda tangan kontrak kerja”
me : (aku bingung, perasaan aku tidak pernah melamar di perusahaan itu) “Maaf, ini dari mana yah, seingat saya, saya tidak pernah kirim aplikasi ke perusahaan Anda”
Di sana : “Jadi begini, Anda kan kemarin interview di perusahaan Sa****** Ind*******, Anda diterima kerja tapi kontraknya di tandatangani di Bekasi”
me : “Oh, begitu, tapi siang ini saya tidak bisa datang karena saya sedang dalam perjalanan ke Tegal, nengok Nenek sedang sakit, bisa di tunda tidak sampai hari Rabu?”
Di sana : “Baik, nanti datang yah hari Rabu ke Bekasi”
me : “Terima kasih Bu, maaf mohon di spelling nama kantor yang di Bekasi”
Di sana : “Golf…. Hotel…. Mama”
me : (*dalamhati* nama kantor yang aneh?) “Oh, terima kasih Bu,”
Di sana : “Di tunggu yah besok di Bekasi”.
Klik, tuts.. tuts..

Perjalan Tegal-Jakarta memakan waktu 6-7 jam, dari Tegal aku berangkat ke Jakarta jam 6 pagi dengan estimasi jam 3 bisa datang ke kantor di Bekasi yang dimaksud. Ternyata estimasi aku salah, karena tidak memikirkan hal-hal lain, yang pertama, kemacetan di Jakarta dan di Bekasi, dan yang kedua, arsip-arsip (ijazah dan beberapa sertifikasi workshop kecil-kecilan) ternyata ada di Jakarta, mau tidak mau aku harus ke Jakarta dulu untuk mengambilnya setelah itu baru ke Bekasi (*omg*). Sampai Bekasi ternyata…….. jam 5 kurang 15 menit. (*lemes dah kaki* oya, sewaktu perjalanan ke Bekasi aku dapat panggilan kerja di tempat aku melamar pekerjaan di tempat lain, tapi karena salary yang ditawarkan lebih kecil daripada perusahaan S***** IN******, maka aku tolak dengan halus dengan mengatakan kalau aku sudah diterima di perusahaan lain. Tambah lemes aja nih kaki). Sampai di Bekasi (di tempat tujuan), aku bingung kok tidak ada kantor yang namanya disebutkan si penelepon kemarin (Golf… Hotel… Mama), wah… tambah lemes dah. Setelah keliling-keliling beberapa saat, akhirnya aku menemukan kantor yang di maksud, tapi namanya bukan yang disebutkan tadi. Golf.. Hotel… Mama… tuh hanya untuk speling huruf depan saja, kalo tidak salah ini istilah breakercode. Oalah…. ternyata nama kantornya Grh* Hum**** Ma*****.

me : “Sore Pak” (ke Securitynya)
Security : “Sore, ada yang bisa saya bantu?”
me : “Gini pak, kemarin saya disuruh ke sini untuk tanda tangan kontrak kerja”
Security : “Bapa mau bertemu dengan siapa?”
me : (waduh…. kenapa aku lupa nanya nama penelponnya yah?) “Wah… pak saya tidak tahu namanya, tapi saya sungguh-sungguh kalo saya ditelepon untuk datang ke sini”
Security : “Wah pak, sekarang sudah jam pulang kerja ,di lantai atas udah pada pulang”
me : “waduh pak.. saya datang dari jauh nih, bisa minta tolong tidak untuk hubungi siapa aja yang di atas?”
Security : “Bentar saya coba yah” (tidak lama kemudian, Security memanggil aku), “Pa, ada yang ingin berbicara dengan bapak nih”
me : “Oh terima kasih”
Di tlpn : “Selamat sore,dengan siapa ini Pak”
me : “Dengan Dodi Bu.”
Di tlpn : “Bapak ada janji dengan siapa yah?”
me : “Wah saya tidak tahu, tapi saya emang janji untuk datang hari ini jam 3 sore tadi”
Di tlpn : “Pak, saya tidak bisa bantu klo begitu, disini banyak yang melamar pekerjaan, bisa jadi Anda kehilangan kesempatan, seharusnya bapak bisa dateng lebih tepat waktu lagi”
me : “Saya tahu bu ini salah saya, tapi saya sudah berusaha secepatnya untuk datang ke sini, saya tadi langsung dari Tegal ke sini, sebenarnya saya disuruh untuk datang hari Selasa, tapi saya tidak bisa karena saya sedang berada di Tegal nengok Nenek”
Di tlpn : “Oh begitu, coba saya lihat dulu arsipnya, nama lengkapnya siapa dan untuk perusahaan apa?”
me : “Dodi Andar, diinterview di S***** IN****** Slipi, Jakarta”
Di tlpn : “Ok, coba Anda naik dulu kesini”.
Selanjutnya aku ke lantai atas dan menemui ibu yang menelpon aku dengan bermodalkan ijazah SMU + serifikasi (Bu Sri juga heran dengan status aku yang lulusan SMU saja). Akhirnya semuanya berjalan lancar, syukur alhamdulilah….

Sebenarnya masih ada cerita lain setelah kejadian ini. Tapi itu buat nanti aja deh….

regard//dodi

nb : Thx to Ibu Sri Dari G*M